Ibu Hamil Lakukan Ini untuk Cegah Stunting pada Anak Saat Masa Kehamilan

Ibu Hamil Lakukan Ini untuk Cegah Stunting pada Anak Saat Masa Kehamilan

Cara Cegah Stunting pada Anak Saat Masa Kehamilan--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Anak membutuhkan banyak gizi dan nutrisi untuk mendukung tumbuh dan kembangnya, Moms. Jika gizi dan nutrisi yang didapatkan tidak tercukupi, bisa jadi anak berisiko terkena stunting.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), stunting adalah kondisi perawakan pendek pada balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.

 

Stunting dapat diidentifikasi dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar yang seharusnya. Dalam konteks medis, kondisi stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan yang dianggap normal.

Postur tubuh anak yang pendek sering dianggap sebagai hasil dari faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya. Sebagai akibatnya, banyak masyarakat yang hanya menerima kondisi tersebut tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan.

Padahal, fakta yang perlu diingat adalah genetika hanya memiliki pengaruh kecil terhadap kesehatan anak bila dibandingkan dengan faktor-faktor lain seperti perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan layanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting sebenarnya merupakan masalah yang dapat dicegah.

Pencegahan stunting bisa Moms lakukan dari anak berada di kandungan atau selama masa kehamilan. Bagaimana cara cegah stunting pada anak saat masa kehamilan? Simak yuk!

BACA JUGA:Tekan Angka Stunting, Pemkec Ciampel Berikan Gizi Tambahan ke Ibu Hamil yang Berusia 6 Bulan Selama 3 Bulan

 

Memperbaiki Gizi Saat Hamil

 

Meningkatkan asupan gizi dan menjaga kesehatan Moms selama hamil adalah langkah terbaik dalam mengatasi stunting.

Hasil Sudi Diet Total (SDT) mengenai Angka Kecukupan Energi (AKE) pada ibu hamil tahun 2014 menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen ibu hamil, baik di perkotaan maupun pedesaan, mengalami kekurangan gizi yang signifikan.

Keseimbangan nutrisi harus dipertahankan demi kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.

 

Mencegah stunting dapat dimulai sedini mungkin, bahkan selama masa kehamilan. Kunci utamanya adalah memerhatikan asupan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Penting untuk memastikan asupan zat besi dan asam folat yang memainkan peran vital dalam mencegah stunting setelah kelahiran.

Beberapa nutrisi penting untuk anak yang mengalami stunting, di antaranya:

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Pada anak, persentase energi yang diperoleh dari sumber karbohidrat berkisar antara 45 hingga 55 persen. Jenis karbohidrat terbagi menjadi dua, yakni karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana.

Sumber karbohidrat kompleks, seperti roti, pasta, dan nasi. Sementara itu, karbohidrat sederhana ditemukan pada gula pasir, permen, dan sirup.

Karbohidrat kompleks menjadi yang paling dibutuhkan untuk memenuhi pasokan energi anak. Sebaliknya, karbohidrat sederhana hanya boleh diberikan dalam jumlah yang sedikit, yaitu kurang dari 10 persen dari total kalori harian.

Protein

Protein memiliki manfaat untuk membentuk sel-sel tubuh yang sehat. Nutrisi ini juga mendukung fungsi optimal sel-sel tubuh.

Anak yang mengalami stunting membutuhkan asupan protein yang seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dan mencegah penyakit. Protein juga memegang peran kunci dalam mendukung pertumbuhan tulang anak.

Anjuran pemberian protein pada anak seharusnya mencapai 10 hingga 20 persen dari total kalori harian.

Protein dapat diperoleh dari sumber hewani, seperti daging, ayam, telur, ikan, susu, dan sejenisnya, atau sumber nabati, seperti kacang-kacangan.

Lemak

Lemak juga diperlukan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan anak yang mengalami stunting. Selain itu, zat tersebut memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan otak anak.

Lemak dapat berperan sebagai bahan dasar pembentukan sel, serta berbagai hormon dalam tubuh.

Pada anak, komposisi kalori yang berasal dari lemak dapat mencapai 30 hingga 45 persen dari total harian.

Semakin muda usia anak, komposisi lemak yang diberikan dapat semakin tinggi. Sebaliknya, semakin bertambah usia anak, kebutuhan komposisi lemak dapat mengalami penurunan.

BACA JUGA:Pengaruh Kesehatan Mental Ibu Hamil yang Harus Moms dan Dads Ketahui

Berbagai Vitamin

Beberapa jenis vitamin yang perlu diperhatikan pada anak yang mengalami stunting meliputi:

- Vitamin D, yang berperan dalam pertumbuhan tulang.

- Vitamin B, yang mendukung proses metabolisme tubuh.

- Vitamin A, C, dan E, yang berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh anak sehingga ia lebih tahan terhadap penyakit.

Kalsium

Bagi anak-anak, keberadaan kalsium sangat vital untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan nutrisi ini dapat menghambat pertumbuhan kedua bagian tubuh tersebut dan berpotensi mempengaruhi tinggi badan anak.

Oleh karena itu, sangat penting memberikan makanan yang kaya akan kalsium kepada anak yang mengalami stunting. Beberapa makanan yang direkomendasikan meliputi susu, yoghurt, keju, dan sayuran hijau.

Zinc

Zinc merupakan nutrisi yang tidak boleh diabaikan bagi anak yang mengalami stunting. Nutrisi ini diperlukan oleh semua sel, jaringan, dan organ tubuh.

Zinc memiliki peran kunci dalam pertumbuhan, pembentukan, dan perkembangan sel menjadi jaringan dan organ tertentu. Selain itu, nutrisi ini juga memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.

Kekurangan asupan zinc dapat berdampak negatif, tidak hanya terhadap pertumbuhan fisik, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan kognitif atau fungsi otak.

Mineral Lainnya

Secara umum, semua mineral memegang peran penting dalam mendukung tumbuh kembang anak dengan stunting. Salah satu contoh mineral yang krusial untuk anak stunting adalah zat besi.

Anak membutuhkan makanan yang mengandung zat besi untuk mendukung perkembangan otot, otak, dan sistem kekebalan tubuhnya. Mineral ini juga memiliki peran penting dalam mencegah anemia atau kondisi kekurangan darah.

Ada pula mineral lain yang tak kalah penting, seperti fosfor dan magnesium. Keduanya diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tulang yang optimal.

Selain itu, mineral lain yang menjadi fokus penting untuk anak stunting adalah yodium. Zat ini berperan dalam mengoptimalkan kecerdasan otak anak.

Mengonsumsi Suplemen Khusus untuk Ibu Hamil

Setiap Moms hamil perlu menjalani pemeriksaan rutin oleh tenaga kesehatan, seperti antenatal care. Baik bidan maupun dokter akan memantau perkembangan kehamilan Moms.

Selama antenatal care, Moms akan disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung nutrisi penting selama kehamilan. Suplemen ini biasanya mencakup asam folat, yodium, zat besi, kalsium, dan DHA untuk mendukung perkembangan bayi selama seribu hari pertama kehidupannya.

Moms perlu memenuhi kebutuhan zat besi untuk mencegah anemia, mengingat Riset Kesehatan Dasar 2018 melaporkan bahwa sekitar 48,9 persen Moms hamil di Indonesia mengalami kondisi ini. Anemia dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga konsumsi suplemen khusus juga menjadi penting dalam pencegahan stunting sejak masa kehamilan.

BACA JUGA:Benarkah Baby Walker Berbahaya untuk Bayi yang Sedang Belajar Jalan? Cari Tahu Yuk!

Berhenti Merokok dan Menghindari Asap Rokok

Salah satu langkah pencegahan stunting pada anak sejak masa kehamilan adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok atau menghindari paparan asap rokok.

Tindakan ini sangatlah krusial, mengingat asap rokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stunting.

Jadi, apabila Moms memiliki kebiasaan merokok sebelum hamil, sebaiknya segera menghentikan kebiasaan tersebut. Jika dalam lingkungan keluarga terdapat perokok, disarankan untuk menyampaikan pesan agar tidak merokok di dalam rumah, sehingga asap rokok tidak berdampak pada Moms.

Lakukan Pemeriksaan Kehamilan Secara Teratur

Melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan sangatlah vital untuk kesehatan Moms dan janin.

Pemeriksaan rutin memberikan informasi yang berharga mengenai kondisi kesehatan Moms dan janin. Jika terdeteksi adanya risiko masalah kesehatan, seperti tanda-tanda stunting berdasarkan ukuran janin, maka langkah-langkah yang sesuai dapat segera diambil sesuai saran dokter.

 

Oleh karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan kehamilan secara teratur bersama dokter kandungan guna memastikan bahwa perkembangan janin berlangsung dengan baik.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: